Jumat, 29 Juni 2012

Story Westlife part 2

"Hah, Kian. Loe."Ucapku sambil sesegukan. 
"Mark, loe."Kata Kian. 
"Ya Tuhan, Loe." Aku masih nggak percaya. 
"Mark, loe sejak kapan disini."Tanya Shane padaku. 
"Dari tadi."Kataku lalu melirik ke arah Kian dan menatap nya tajam setajam nya tidak seperti biasa. Kali ini aku akan berusaha tidak lemah aku dekati Kian. Tanganku mengepalkan lebih keras, seakan aku hendak memukul Kian sangat keras. 
"Kian, loe."Ucapku semakin keras. 
"Mark, loe tadi denger apa yang dikatakan Kian."Tanya Nicky. 
"Ya, bahkan semua yang dia katakan itu aku dengar. Kian, loe tega ngatain gue seperti itu." 
"Loe salah denger kali."Ucap Kian menyangkal. 
"Gue salah denger, telinga gue masih normal. Loe keterlaluan."Aku menarik kerah baju Kian. "Heh, Egan. Kalau loe memang nggak suka sama gue pakai cara jantan, jangan pakai penghinaan gini. Loe pikir gue ga sakit apa dikatakan seperti itu."Ucap ku. 
"Udah jangan berantem gini."Lerai Shane. 
"Jangan ikut campur, Shane. Ini urusan gue dan pecundang ini."Perintahku pada Shane yang kemudian hanya terdiam. 
"Mark, udah. Jangan gini ya."Bryan ikut meleraiku. 
"GUE BILANG JANGAN IKUT CAMPUR."Teriakku sambil bersedih. 
"Mark, loe."Kata Kian yang tumben ketakutan melihat aku teriak. 
"DIAM LOE."Aku langsung memotong pembicaraan Kian. 
Tangan ku yang tadi masih mengepal bersiap hendak menonjok Kian. 
"Loe kejam, Kian. Loe pikir gue nggak punya hati, gue pikir setelah gue gabung di Westlife. Bakal membuat loe dan gue bersahabat, tapi apa nyatanya semua itu hanya nol. Percuma, loe bermata indah yang gue kagumi tapi loe seperti ini. Kalau loe memang gak suka sama gue, terserah. Gue nggak peduli, karena buat gue mending punya 2 sahabat yang baik dan peduli ketimbang memiliki sepuluh orang tapi sok banget kayak loe. Asal loe tau aja, hukum karma itu ada jadi sebentar lagi loe akan ngerasain karma loe dari Tuhan, inget itu."Kata Mark sambil pergi meninggalkan Kian. 
"Mark."Kejar Shane dan Nicky. 
"Awas, loe Ki."Ancam Bryan lalu mengikutiku. 
Kian mulai merenung dan terdiam, mulai selalu berpikir, "Apa benar, gue sudah kelewatan dengan Mark. Gue udah keterlaluan sama Mark, mulut gue udah menghina Mark. Ya Tuhan, Forgive me please." Kian mulai ada tanda-tanda akan menyesal, sementara itu Shane, Nicky, dan Bryan mengejar Mark. 
"Mark, Tunggu."Ucap mereka. 
Aku berhenti dan menghadap ke arah mereka, 
"Mark, tolong jangan seperti ini. Maafkan, kesalahan Kian. Kami tau, kamu sakit hati tapi tolong jangan gini."Pinta Nicky padaku 
"Iya, Mark. Kami mohon sekali, kamu tau kan sekarang kita udah punya banyak fans. Apa kamu mau, nama kita jadi tercemar karena ini."Kata Shane sambil menasehatiku. "Aku tau kamu sakit hati, tapi tolong Mark kamu bisa mengerti Kian. Dia emang seperti itu." 
"Tapi, kalian nggak tau rasanya. Dihina seperti itu, nusuk banget Shane."Kataku. 
"Iya, Gue tau itu Mark. Emang cuma loe aja yang ngerasa, Gue kalau jadi loe gue juga ngerasa gitu. Tapi mau gimana lagi, loe yang sabar ya. Gue yakin, suatu saat nanti Kian akan menyesal dan akan berteman dengan Loe. Percayalah, Tuhan itu nggak tidur."Kata Shane seraya menasehatiku kembali. 
"Oh god, baru kali ini ada orang yang sebaik Shane."Kataku dalam hati. 
"Ayo, Mark. Kita kembali lagi, ok. Loe nggak usah takut."Ucap Shane padaku. 
"Tapi, Shane. Gue."Kataku terbata-bata. 
"Ayolah, tak apa. Kan ada kita bertiga, biarlah Kian seperti itu yang penting kami bertiga nggak akan pernah membiarkan itu terjadi."Sambung Nicky yang tadi diam dengan Bryan. 
"Baiklah, kalau begitu."Akhirnya aku menuruti apa yang mereka mau. 
"Nah gitu dong, itu baru cowok. Jadi cowok jangan cengeng."Pesan Shane padaku. 
"Iya, Gue janji nggak akan pernah jadi cowok yang cengeng lagi."Aku berjanji pada mereka bertiga. 
"Ya udah, ayo Mark kita kembali ke markas kita."Kata Bryan tersenyum nakal. 
"Hah, markas. Dimana tuh?"Tanyaku. 
"Mana lagi, kalau bukan studio."Jawab Bryan yang masih tersenyum. 
"Iih, Bryan Gila. Senyum-senyum terus."Kataku bercanda yang membuat Shane dan Nicky tertawa. 
"Haish, Mark gitu deh."Kata Bryan yang jadi manyun. 
"Yah, kok manyun gitu. Ndak cakep tau, kalau manyun gitu."Kataku sambil memandang wajah Bryan itu. 
"Kalau gini, cakep nggak."Bryan malah semakin manyun. 
"Nggak tambah jelek, udah ah. Perut gue jadi mules."Kataku semakin bercanda. 
"Hahaha, Mark. Mark."Tawa Shane dan Nicky yang semakin keras. 
Setelah itu, Shane, Nicky, Bryan dan Aku kembali ke studio. Setiba di studio, Aku melihat ada Kian lantas aku langsung sembunyi di punggung Shane dan Nicky. 
"Loe nggak usah takut, Mark."Pinta Nicky padaku. 
"Hah, iiya."Aku langsung keluar dari situ, dan melihat Kian bermain gitar, tapi Kian ternyata juga melihatku dia meletakkan gitar nya lalu Kian mendekatiku. 
"Mark Feehily."Ucapnya memanggil namaku. 
"Yeah."Aku menjawab, tapi tiba-tiba Kian menarik tanganku. "Ada Apa ini? Loe mau ngapain."Aku terkejut. 
"Loe ikut Gue."Kian tetap menarik tanganku. 
"Shane, Nicky, Bryan. Ada apa ini."Tanyaku pada mereka. 
"Ikutlah, Mark. Tak apa."Shane malah tersenyum. 
"Iiya, Ki. Tapi tolong jangan tarik tangan Gue, tangan gue sakit."Pintaku dan untungnya Kian mau melepaskan tanganku. "Gue dibelakang loe." 
Kian dan Aku menuju sebuah ruangan tertutup yang jauh dari Shane, Nicky, dan Bryan. Disitu, Tiba-tiba Kian memeluk tubuhku, Aku pun hanya terkejut. 
"Ada Apa ini, Kee? Kenapa Loe."Tanyaku tak mengerti dan masih terkejut. 
"Maafin Gue, Mark. Gue udah salah banyak sama loe, maafin Gue."Ucap Kian sambil bersedih. 
"Hah, Kian. Loe, ini beneran Loe. Loe minta maaf ke Gue."Aku masih tak percaya apa yang terjadi ini. 
"Iya, Mark. Gue serius, maafin gue yah."Ucapnya. 
"Tolong lepas dulu, Kialo."Kataku yang memanggilnya Kialo. 
"Kialo? Loe tau nama lain gue."Tanyanya. 
"Yah, gue tau nama lain Loe. Ehm, Gue udah maafin kesalahan loe kok."Kataku. 
"Hah, serius Mark. Loe."Giliran Kian yang tidak percaya padaku. 
"Yeah, I'm very serious. You're my friend. So I always forgive your mistake."Ucapku tulus. 
"Oh, God. Thank you Very Much."Peluk Kian lagi. 
"Kita mulai dari awal lagi ya, Kee."Pintaku padanya. 
"Yeah, I'm very agree."Ucap Kian. 
"Ya udah, kalau gitu. Kita keluar yuk. Hei, kee."Sapaku. 
"Apa, Mark?"Tanya Kian. 
"Gimana kalau kita pura-pura gak gini ke mereka, cuma sebentaar aja." 
"Hmm, ya udah. Gue setuju kok."Kian menyetujui usulku. 
Kemudian kami keluar dari ruangan tersebut. 
"Gimana, Mark?"Tanya Bryan padaku. 
"Tak Apa, ehm Guys. Coba tebak apa yang terjadi pada kami berdua?"Tanyaku pada mereka bertiga. 
"Ehm, Apa ya. Memang apa."Tanya Nicky. 
"Yaelah, Gue nanya malah balik nanya. Kian dan Gue udah baikkan."Jawabku. 
"HAH, SERIUSS?!."Teriak mereka. 
"Iya, Serius. Ya kan, Kee."Jawabku sambil menyenggol Kian. 
"Yaps, itu beneran kok."Kian tersenyum. 
"Woaa, Syukurlah kalau begitu."Ucap Shane seraya mendekati kami berdua. 
"Nah gitu dong, kan gini enak."Sambung Nicky yang juga mendekati kami berdua. 
"Yaps, semakin kita seperti ini jamin deh. Westlife bakalan sukses."Sambung Bryan juga. 
Sejak hari itu, Kian dan Aku tak pernah bertengkar lagi. Malah semakin dekat tiap saat, tentu hal ini membuat Aku sangat bahagia. Baru kali ini aku bahagia seperti ini, hingga suatu ketika.. 
"Hei, sebentar lagi 28 Mei kan."Kata Kian pada Shane, Nicky, dan Bryan. 
"Memang ada apa dengan itu."Tanya Bryan. 
"Yah, parah loe Bry. Itu kan hari ultahnya Mark."Jawab Kian. 
"Hah, serius. Gue malah baru tau."Nicky mengaku yang belum hafal hari lahir ku. 
"Rencana pada mau kasih surprise apa nih?"Tanya Kian pada mereka. 
"Ehm, kita masih bingung Kee. Emang, loe mau kasih surprise apaan?"Tanya Shane. 
"Ehm, sini deh Gue bisikin."Kata Kian seraya membisikan sesuatu. 
"Oohh, ya gue setuju Kee."Kata Bryan yang menyetujui bisikkan Kian itu. 
"Hello, Guys."Teriakku pada mereka. 
"Hei, Mark."Sapa mereka. 
"Hei, kenapa muka kalian seperti itu? Ada yang salah denganku."Tanyaku pada mereka. 
"Gak kok, Mark. Kita lagi bahas lagu kita yang baru."Kata Kian bohong. 
"Oh, Gitu."Aku langsung percaya tanpa bertanya kembali.

9 komentar:

  1. Kakaaaak , Kian sadis banget yaa tadi dia baca bilang "tenang aja,aku gak gitu hun" #plaak wkwk keren kaaak. lanjutkan :D

    BalasHapus
  2. Haha, maksudnya gak ngerti. ._.

    BalasHapus
  3. intinya,Kian barusan bilang sama aku gini "tenang aja,aku nggak jahat kok" gitu kaak :D

    BalasHapus
  4. Ooooh begitu, gak konek kalau gak ada Mark. -_-

    BalasHapus
  5. huaakakka ._. yaudah,nanti aku telfonin Mark ya biar kerumahnya kakak :D

    BalasHapus
  6. gubrak, nulis Kian-nya pake Kee ..... *tepokjidat

    BalasHapus
  7. Kak kepi, jgn jealous kan itu cerita di pesbuk trus aku share kesini wkwk.

    BalasHapus
  8. huakakak sekarang panggil kak kepi aja deh :p

    BalasHapus