Jumat, 29 Juni 2012

Kehangatan keluarga Reinaldy (KCK)




Malam itu di ruang santai kediaman keluarga reynaldi: Tama, Ambar, Mariana, Fadil dan Taufan sedang berkumpul bersama sambil bercengkerama, meskipun dengan aktivitas yang berbeda...

Tama sedang membaca surat kabar harian sore yang belum sempat dibacany tadi. Sedangkan Ambar dan Mariana tengah asyik menikmati mega sineron kesayangan mereka "Kemilau Cinta Aprilia" yang ditayangkan oleh salah satu stasiun TV swasta di Indonesia. Sementara itu si Kembar Fadil tengah asyik memencet-mencet keyboard qwerty di handphonenya dan Taufan tengah asyik dengan laptop dan berkas-berkas pekerjaannya.

Meskipun mereka sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing, namun sesekali mereka masih tetap saling bercanda, dan mendiskusikan bahan obrolan-obrolan ringan.

Tama Reynaldi adalah papanya si kembar Fadil-Taufan dan Mariana. Dia seorang pengusaha sukses di Jakarta. Jiwa bisnisnya menurun pada salah satu putra kembarnya, yaitu Taufan Reynaldi. Bagi anak-anaknya, Tama merupakan figur seorang ayah yang sangat disenangi. Beliau sangat bijak, pekerja keras, berhati lembut, dan sangat menyayangi serta melindungi anggota keluarganya.

Tama menikah dengan Ambar Wardhani 30 tahun yang lalu. Bagi Fadil, Taufan, dan Mariana, Ambar adalah sosok ibu yang baik. Meskipun terkadang, mamanya si kembar dan Mariana itu seringkali keras kepala dan memaksakan kehendaknya. Karakter keras Ambar ini dapat terlihat dari sikapnya yang selalu bertempur mati-matian di pengadilan untuk dapat memberikan kemenangan bagi pihak kliennya.

Tama Reynaldi dan Ambar Wardhani memiliki 3 orang anak. Si kembar Fadil Reynaldi dan Taufan Reynaldi adalah anak kandung mereka. Taufan Reynaldi lahir 5 menit lebih awal dari Fadil Reynaldi. Taufan memiliki karakter keras yang cendrung menyerupai mamany, sedangkan fadil cendrung berkarakter lembut seperti papa nya. Sementara Mariana Wulan Maharani, meskipun bukan anak kandung Tama dan Ambar, namun Anna memiliki karakter dari perpaduan keduanya, gadis mandiri yang tegas namun juga memiliki sifat keibuan yang lembut.

''Fan loe malam minggu gini masih aja bergelut dengan berkas-berkas ?'' ''Ga butek apa saban hari loe maennya cuma sama berkas-berkas doang ?'' tanya Fadil pada kakak kembarannya yang keliatan begitu serius dengan kertas-kertas yang bertumpuk dihadapannya.

''Bener tuhhh, kak Taufan ga keblinger apa, ga lg di kantor, ga di rumah bawaannya kerja melulu. Apalagi kan ini malam minggu kak,.. Santai sedikitlah,..'' ujar Anna pada Taufan yang kebetulan saat itu sinetron yang lagi ditontonnya sedang iklan.

''yeeeee,.. Ni loe berdua pada sewot. Kerjaan-kerjaan gw kenapa loe pada yang recok.'' semprot Taufan pada Mariana dan Fadil namun dengan mata masih tertuju pada laptop dan berkas-berkasnya.

''Sudah-sudah.'' jangan pada berantem udah gede-gede juga masih pada berantem. Lirik Tama pada ke tiga anaknya.

''Tau nihh anak berdua !'' kesal Taufan.

''Fadil, Anna,.. Kakak kalian mungkin memang harus segera meyelesaikan pekerjaannya. Jadi pekerjaannya di bawa pulang ke rumah.'' Tama memberikan penjelasan kepada Fadil dan Anna sambil mulai melipat korannya.

Ambar yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka, kemudian berkata pada suaminya, ''Tapi pa, apa yang dibilang Fadil sama Anna ada benarnya juga. Sesekali Taufan memang perlu refreshing. Dua tahun belakangan ini dia terlalu keras bekerja.''

''Taufan, kmu perlu membuka diri dan hati kmu lagi nak,.. Tidak mungkin kan sepanjang hidup kmu, hanya kmu habiskan dengan bekerja,.. Bekerja,.. Dan terus bekaerja.'' ucap ambar pada Taufan, anak sulungnya itu.

Taufan yang mendengar ucapan mamanya seperti itu, kemudian menghentikan kegiatannya sejenak. Memalingkan matanya dari layar laptop dan melirik ke arah Fadil yang masih tengah asyik dengan handphonenya. Tak lama dia berkata kepada mamanya, ''Ma, mama tenang aja ya. Taufan gpp kok,.. Taufan tau dan mengerti kemana arah pembicaraan mama. Nanti klo memang sudah waktunya, Taufan pasti akan menemukan kebahagiaan Taufan kembali.''

Suasana hening sejenak,..

Taufan yang dari tadi diam-diam memeperhatikan adik kembarannya yang tengah asyik sms'an sambil senyum-senyum sendiri, kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya, ''hmmmmm ma, pa, sepertinya mama dan papa tidak perlu menunggu lama untuk meminta Taufan segera menikah.''

Mendengar ucapan Taufan seperti itu, mata Tama, Ambar, dan Mariana terbelalak seketika. ''Maksud kmu nak ?'' tanya Tama kepada Taufan.

''Maksud Taufan, mama dan papa tidak perlu mendesak Taufan lagi untuk segera menikah, karena sudah tidak sabar menanti kehadiran menantu dan cucu di rumah ini.'' jelas Taufan kepada mama dan papanya.

''Bukan seperti itu Taufan maksud kami. Kami tidak mendesak kamu karena alasan seperti itu. Kami hanya ingin melihat kamu bahagia dan bisa keluar dari masa lalu kmu.'' jelas ambar kepada Taufan.

Taufan tersenyum kepada kedua orang tuanya dan berkata, ''ia ma,.. Pa,.. Taufan mengerti.'' ''Menurut Taufan, sepertinya Fadillah yang akan menikah lebih dulu dari Taufan.''

Mendengar ucapan Taufan yang seperti itu, Tama, Ambar, Mariana, dan termasuk Fadil yang dari tadi sedang asyik sms'an menjadi kaget dan tersentak.

''Sepertinya Fadil sudah mulai menemukan tambatan hatinya ma, pa,..'' Taufan melanjutkan ucapannya.

Fadil semakin kaget mendengar ucapan Taufan seperti itu. Darimana Taufan tahu klo saat ini dia memang sedang jatuh cinta dan sedang berusaha melakukan pendekatan dengan seorang gadis cantik ?

''Fan, sok tahu loe.'' Fadil berusaha membela diri karena Taufan berhasil memergoki perasaannya saat itu yang sedang berbunga-bunga.

''yeeeee,..anak TK juga tau kali dil... Klo loe itu sedang kasmaran,..'' ''Mana ada orang yang asyik memegang handphonenya sambil senyum-senyum sendiri, klo orang itu tidak sedang sms'an dengan gadis pujaannya.''
''Bener kan kata gw,.. Loe sedang jatuh cinta kan dil,..'' Taufan terus meledek saudara kembarnya itu.

''Cie cie cie,.. Kak Fadil sedang fall in love.'' Mariana ikut-ikutan Taufan meledeki Fadil yang semakin tersipu malu.

Melihat muka fadil yang malu-malu dan rona wajahnya yang mulai memerah, Taufan pun meledeki Fadil kembali, ''jiaaahhhh, muka nya memerah. Berarti benar kan ucapan Taufan,.. Fadil sedang jatuh cinta.'' ''Suit,.. Suit,.. Suit,..''

Fadil mati kutu dengan serangan ledekan Taufan saudara kembarnya itu.

Tak lama, Ambar yang penasaran ikut bertanya, ''Benar Fadil, apa yang dikatakan Taufan ?''
''Klo benar, siapa nak Gadis itu ?''
''Apakah dia cantik seperti dokter April yang ada di sinetron kesayangan mama itu ?''
''Apakah dia perempuan baik-baik dan juga berasal dari keluarga baik-baik ?''
''Ayo dong Fadil beritahu mama dan kita semua. Mama sudah tidak sabar ingin mendengar cerita dari kmu dan bertemu dengan gadis itu.'' Ambar melancarkan serangannya pada Fadil dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

''Mama, Taufan,..'' ''udah dong mendesak dan meledek fadilnya,.. Bagaimana Fadil bisa bercerita klo dia terpojok malu seperti itu.'' Tama tersenyum membela Fadil, anak keduanya yang sedang terpojok malu karena ledekan kakak dan adiknya serta desakan pertanyaan dari mamanya.

Ruang keluarga Reynaldi di malam minggu itupun, dipenuhi dengan gelak tawa dan canda ria satu sama lain. Sangat menggambarkan sebuah situasi keluarga yang hangat dan harmonis.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar