Kamis, 12 Juli 2012

Novel The Westlife Story part 7


“Gue nggak apa kok, Shane.”katanya mulai keras kepala.
“nggak apa, gimana? Jelas-jelas kondisi loe sangat mengkhawatirkan, Mark.”kataku keras.
Mark hanya terdiam.
“tadi dokter bilang kalau loe harus melakukan CT-Scan, Mark. Memang loe sakit apa sih? Tolong, Mark. Jujur sama gue, jangan membuat gue menyesal nanti.”kataku mulai bersedih.
“jadi, loe mau tau gue kenapa Shane?”tanya Mark padaku.
“iya, Mark. Sangat ingin tahu, jadi tolong beritahu gue sekarang juga.”perintahku.
Mark menghela nafas panjang, barulah dia mengatakan. “bisa gue minta tolong, Shane.”tanya nya.
“iya, loe mau suruh gue ambil apa.”tanya aku balik.
“Di laci paling bawah, ada amplop besar. Jadi tolong ambilkan yang itu.”ucap Mark seraya bangun dari tidurnya.
“apakah yang ini?”tanyaku dan Mark mengangguk.
Aku menyerahkan amplop itu pada Mark dan dia langsung menerima nya.
“Shane, kemarin lusa sebenarnya gue udah melakukan CT-Scan.”kata Mark jujur.
“terus, apa hasilnya?”tanyaku.
“ini loe bisa buka amplop ini, disitu tertulis hasil nya.”jawab Mark padaku.
Aku pun segera membuka amplop itu tampak ada hasil CT-Scan Mark dan alangkah terkejut nya aku melihat hasil nya. “APA?!”Pekik ku.
“Iya, Shane. Disitu tertera kalau aku divonis dokter mengidap kanker darah.”jelas Mark padaku dan aku langsung menjatuhkan kertas itu.
Aku melihat mata Mark yang bening itu, aku tak percaya dengan apa yang aku dengar sekarang.
“jadi itulah, kenapa gue selalu pingsan dan mimisan. Dan dokter bilang kalau gue ingin sembuh, gue harus melakukan operasi tulang sumsum belakang.”Mark menjelaskan akan sakitnya itu.
“operasi tulang sumsum belakang?”tanyaku.
“iya, Shane. Operasi itu dilakukan setelah gue udah nemuin pendonor nya yang cocok dengan gue.”terang Mark.
“Ya Tuhan, Mark. Kenapa loe rahasiain ini dari gue? Kenapa, Mark.”aku pun ikut bersedih.
“itu karena gue nggak mau menambah beban loe aja, Shane. Gue nggak mau melihat orang yang gue sayangi itu sedih karena gue.”kata Mark meneteskan air mata.
“tapi, kalau loe malah membuat gue tambah sedih Mark. Gue itu sahabat loe, gue juga kakak loe. Apa itu yang namanya sahabat, sampai-sampai gue nggak tahu hal ini.”teriak ku.
“Maafin aku, Shane. Aku nggak bermaksud demikian, aku hanya ingin mencari waktu yang tepat saja. Karena, aku nggak mau kebahagiaan loe hancur dengan Gillian hanya karena gue. Gue nggak mau itu, maafin gue Shane.”kata Mark menyesal dan menangis.
Melihat Mark menangis membuat ku tidak tega melanjutkan marah ku padanya, kasihan sekali kamu Mark. Kenapa bukan aku aja yang sakit, kenapa harus kamu.
“maafin gue, Shane. Kalau loe mau marah, marah aja. Gue nggak apa kok, gue salah sama loe Shane. Maafin gue.”Mark tersedu dan memeluk kaki ku.
“hah, Mark. Jangan seperti ini, nggak baik. Bangunlah, Mark.”perintahku tapi Mark tetap enggan berdiri.
“nggak, Shane. Gue nggak akan pernah bangun sebelum loe maafin gue.”kata Mark tetap keras kepala.
Aku pun terpaksa ikut menunduk agar lebih sopan, nggak baik kan kalau aku ngomong tapi Mark malah menunduk memeluk kakiku.
“Gue nggak marah sama loe, Mark. Gue Cuma sedih aja, gue takut aja.”kataku tersedu.
“jadi, loe nggak marah sama gue, Shane.”tanya Mark.
“Mark, semua orang berhak menutupi seperti ini. gue bisa mengerti kok, mungkin kalau gue jadi loe gue bakalan melakukan demikian.”kataku Bijak.
“Maafin gue juga, Shane. Kalau luka darah loe itu gue lakukan sengaja.”kata Mark dan aku terkejut.
“Maksud loe?”tanyaku.
“iya, Shane. Aku sengaja membuat luka itu supaya gue bisa mengambil darah loe dan gue bisa mengetest darah loe itu cocok apa tidak. Maafin gue, Shane.”kata Mark tetap menunduk.
“Jadi, ini karena loe mau test darah. Kenapa loe nggak jujur ke gue, Mark? KENAPA.”kataku sangat keras sekali.
“Maaf, Shane. Kalau cara gue salah, maafin gue. Gue khilaf, Shane.”Mark semakin terlihat ketakutan, tapi entah kenapa aku masih ingin memarahinya.
“loe keterlaluan, Mark. Lancang loe ambil darah gue, loe tau sedikit loe lukai darah gue itu artinya loe hampir saja melukai persahabatan kita. Bukannya kita pernah janji, kalau nggak ada yang bisa melukai darah persahabatan kecuali kecelakaan.”Aku pun tetap belum bisa mengendalikan emosiku.
“tapi waktu itu aku nggak ada pilihan lain, Shane.”kata Mark.
Saking marahnya aku ke Mark, aku tak sadar kalau aku mengangkat tanganku seakan aku hendak menampar Mark.
“hah, maafin gue Shane. Jangan tampar aku, Shane. Maafin gue, gue khilaf Shane. Maafin gue.”kata Mark.
“Ya Tuhan, aku hampir saja menamparnya. Maafkan aku, Tuhan.”ucapku dalam hati.
Kulihat Mark akan mencium kakiku dan berkata “aku telah merusak nya, Shane. Kesalahan ku sudah sangat fatal, kalau loe mau gue akan cium kaki loe sekarang Shane.”
“Nggak, Mark. Jangan lakukan itu, kalau loe nekat gue akan beneran marah sekali sama loe.”cegahku.
Mark pun langsung bangun dan aku langsung peluk dia seerat mungkin, “maafin gue juga, Mark. Gue udah kasar sama loe, gue hampir saja menampar loe.”sesalku.
“nggak apa kok, Shane. Loe berhak lakukan seperti itu, itu semua salah gue. Mungkin ini pertanda kita harus berpisah.”kata Mark tiba-tiba.
“Nggak, aku nggak mau berpisah sama kamu Mark. Aku nggak mau.”kupeluk Mark semakin erat.
“tolong, Shane. Jangan pernah loe kasih tahu hal ini ke siapapun, gue mohon Cuma loe aja yang tahu.”pinta Mark padaku,
“kenapa,Mark?”tanyaku.
“biar gue saja yang bilang, Shane. Aku mohon.”kata Mark memohon padaku dan aku hanya mengangguk pasrah.
“ya sudah, loe tidur lagi gih. Masih subuh.”perintahku.
Untungnya Mark menuruti kata-kataku, tak lama kemudian Mark mulai tertidur. Ketika Mark tidur. Ku tatap wajah tampan nya itu, “Ya Tuhan malang sekali nasibnya. Kenapa di usia nya yang masih muda, harus di uji seperti ini.” Aku dapat melihat sesungguhnya Mark sangat terluka dan bersedih tapi dia berusaha untuk tegar di depanku.suasana ini membuat aku tidak mau melanjutkan tidur karena aku nggak mau kalau aku tidur nanti terjadi sesuatu pada Mark. Tapi rasa kantuk ku terus mengganggu ku akhirnya aku terpaksa tidur dengan memasangkan alarm.
*
Keesokan harinya aku terbangun dan ku lihat Shane masih tertidur lelap. Aku mendekati Shane dan ku tatap wajah sendu nya itu, “Ya Tuhan aku adalah orang yang sangat beruntung bisa mengenal dan mempunyai orang sebaik dia, dia bener-bener malaikat buatku. Aku sangat menyayangi dia.” Aku terus mendekati Shane, ku elus kening nya pelan dan aku kucium kening halus nya itu.
*
Ketika aku bangun, aku merasa ada yang membuat dadaku berat. Ternyata Mark sedang tertidur di dadaku. Lucu banget dia tidur. Aku mengelus rambut hitam nya itu. Ternyata membuat Mark terbangun.
“hei, Mark. Udah bangun.”kataku pada Mark tersenyum.
“iya, Shane. Ehm, hari ini loe latihan lagi ya.”tanya Mark padaku.
“iya, kenapa?”tanyaku balik.
“hah, nggak kok Shane.”jawab Mark sambil beranjak dari kasur dan berkata “tetep jaga rahasia ya, Shane.”
“iya, Mark. Tunggu.”aku ikut bangun dari kasur.
Mark dan aku menikmati breakfast yang disediakan oleh orangtua Mark. Setelah itu barulah, aku pamit dan langsung menuju rumah untuk bersih-bersih barulah aku menuju studio.
*
Aku merasa bosan dirumah, maka aku pergi ke studio tapi nggak masuk. Aku hanya mengintip dari jendela. Aku sangat sedih dan sangat menginginkan bisa ada ditengah-tengah mereka semua, tapi sayang kondisi ku yang sekarang tidak memungkinkan. Jujur aku sangat iri pada mereka, “Ya Tuhan, andaikan aku tidak seperti ini. pasti tidak akan seperti ini. aku sangat ingin disana.” Aku tak sadar kalau aku kembali menangis padahal aku berusaha untuk tegar tapi ternyata setiap aku melihat mereka, aku selalu gagal.
*
Ketika aku latihan, aku melihat ada Mark dijendela. Hah, Mark menangis. Aku tau, itu pasti karena dia sangat menginginkan latihan seperti kami. “Ya Tuhan, kasihan sekali kamu Mark.” Aku janji setelah ini, aku akan mencarikan pengobatan untuk dia. Aku taak sadar, kalau aku di tegur oleh Simon.
“Filan..”teriak Simon padaku.
“hah, maaf Simon.”kataku.
“keluar kamu dari sini.”usir Simon dan aku hanya menuruti nya.
Aku keluar dari studio, dan segera menemui Mark. Kulihat dari jauh, Mark masih sedih. Aku dekati Mark, dan ku berikan sapu tanganku.
“jaman sekarang nggak ada yang namanya cowok cengeng.”ucapku pada Mark.
“Shane, Loe.”kata Mark terkejut dan langsung menerima menghapus air matanya dengan sapu tangan yang aku berikan.
“loe ngapain disini, Mark. Kok nggak masuk aja.”tanyaku.
“hah, nggak kok Shane. Loe tau kan, gue udah dipecat dari Westlife. Jadi buat apa gue masuk.”jawab Mark. “terus loe sendiri ngapain disini?”tanya Mark padaku.
“Gue juga diusir, Mark.”kataku menunduk.
“Apa, keterlaluan.”Mark berdiri dari duduknya.
“Hei, Mark. Loe mau ngapain.”tanyaku ikut berdiri.
“gue harus kasih pelajaran ke Simon.”katanya seraya berjalan menuju studio dan aku mengejar Mark.
Di studio, Simon masih mengajari Bryan, Kian, dan Nicky.
“ahh, bete. Kalau nggak ada Shane dan Mark.”kata Nicky pada Bryan dan Kian.
“iya, gue juga. Nggak seru, kita kan berlima harusnya kita latihan juga berlima.”kata Kian tak kalah sewotnya.
“berhenti aja dulu ah, males kalau nggak  ada mereka.”kata Bryan berhenti latihan.
Tiba-tiba, Mark datang dan langsung marah-marah pada Simon.
 “SIMON COWELL.”Teriak Mark.
“Mark.”kata Simon.
“hah, Freddie..”kata Nicky tersenyum melihat ada Mark.
“Nico.”kata Mark melihat Nicky.
“Freddiee.”sapa Kian juga.
“hei, Kialo.”Mark tersenyum pada Kian.
“lah gue nggak disapa nih.”kata Bryan terlihat iri.
“hello, Deutzy.”sapa Mark pada Bryan.
“Deutzy? Wow, nama keren tuh.”kata Bryan senang.
“Mark, jangan.”kata Shane dari luar.
Mark tetap bersikeras untuk memarahi Simon, padahal Shane berusaha mencegahnya. “Simon, kamu jahat. Kamu tega mengusir Shane dari Westlife.”
“Apa maksud kamu, Mark?”tanya Simon pada Mark.
“halah, nggak usah ngelak deh. Kamu habis mengusir Shane kan, ayo jawab.”jawab Mark keras.
“haha, kalau iya kenapa?”tanya Simon enteng.
“kalau kamu emang nggak suka sama aku itu nggak masalah kamu boleh sakiti aku, tapi tolong jangan pernah kamu membenci Shane. Kalau kamu ingin memecat aku silahkan asal jangan bawa Shane.”kata Mark membela Shane.
“oh, so sweet. Bener-bener mengharukan sekali dirimu, Mark.”kata Simon mendekati Mark.
“selama ini aku happy bisa gabung dengan Westlife bisa mengenal Nicky, Kian, Bryan dan Shane. Tapi ternyata ada orang yang membuatku nggak betah.”kata Mark sewot.
“oh gitu, heh Feehily kalau bukan aku juga kamu nggak mungkin bisa setenar sekarang.”kata Simon dengan pongahnya.
“jangan pongah dulu, semua ini memang karena kamu tapi ada Tuhan yang selalu membantuku. Aku sekarang sadar, kalau ketenaran itu nggak selamanya membuat aku happy. Aku nggak mau terjerumus dosa hanya karena ketenaran ku ini. aku masih mau menjadi Mark Feehily yang tida pongah seperti mu.”kata Mark penuh keberanian.
“oh, jadi kamu tidak bersyukur dengan semua nya ini.”kata Simon.
“tentu aku sangat bersyukur sekali karena melalui ini semua, aku bisa menambah pengalaman. Tuhan sangat menyayangiku sehingga membuatku bisa seperti ini. inget, kamu seperti ini juga karena Tuhan. Jangan kamu sombong dulu, inget roda terus berputar. Bisa aja suatu saat nanti kamu akan ada dibawah.”Mark ikut mendekati.
Tampak terlihat Simon hanya terdiam, begitu juga dengan Bryan, Nicky, Kian dan Shane yang hanya terpaku melihat Mark bagaikan malaikat banget.
“Simon, selama ini aku selalu menganggap kamu itu seperti ayah aku sendiri. Meski kamu terlalu keras sama aku, kamu terlalu gimana-mana itu selalu aku wajarkan. Kalian semua ini udah jadi keluarga aku banget. Ada Kak Nicky, Kak Shane, Bryan dan Kian. Kamu juga, Simon. Tuhan itu sangat menyayangi kamu, makanya Tuhan memberikan ini semua ke kamu tapi ingatlah jangan kamu sia-siakan semua ini dengan hal yang dapat membuat kamu menyesal. Itu aja yang mau aku sampaikan, kalau kamu mau mendengarkan bagus kalau nggak itu terserah kamu. Masih ada hal yang mesti aku lakukan. Permisi.”Mark langsung berbalik dan berjalan, hingga.
“Feehily.”panggilan itu membuat Mark menghentikan langkah nya “yeah.”jawabnya dan memandang Simon.
“terima kasih, kamu sudah mengingatkan aku Mark. Maafkan aku yang sudah kasar sama kamu selama ini.”ucap Simon menyesal.
“tak ada yang perlu disalahakan, semua manusia itu pasti ada salahnya tak ada yang sempurna didunia ini. kalau Tuhan selalu memaafkan, kenapa aku sebagai ciptaan nya tidak.”kata Mark merendah.
“Ya Tuhan, Mark. Hati kamu begitu mulia sekali, pantas saja Shane Dkk sangat mengaggumi kamu.”kata Simon dan membuat Mark tersipu.
“ah, kalian tidak perlu seperti itu. Memang pada dasarnya aku tak ingin dendam.”Mark tetap merendah diri.
“Lads, daripada galau terus mendingan nih minum.”kata Bryan iseng dan melemparkan minuman.
“setuju tuh.”kata Shane menyetujui nya.
Mark, Simon, Shane, Kian, Nicky, dan Bryan memulai minum dan barulah mereka melakukan sulang gelas, dan “cherrs for Westlife.”
“gimana, untuk merayakan kita pesta besok. Untuk Mark, kamu akan aku kenalkan pada anak cewek aku.”kata Simon pada kami semua.
Kami menyetujui, saking serunya Mark melupakan akan kesedihan nya sejenak barulah rasa sakit nya terasa lagi.
“astaga.”kata Mark memegang kepalanya.
“Mark.”ucap mereka serentak.
“kamu kenapa, Mark?”tanya Kian khawatir.
“nggak apa kok, Kialo. Cuma pusing aja.”jawab Mark enteng.
“pasti sakit nya Mark, kambuh lagi.” kata Shane dalam hati.
“nggak apa gimana, kening kamu panas banget.”kata Nicky memegang kening Mark.
“panggil dokter.”perintah Simon tapi dilarang.
“jangan, Simon. Kamu nggak perlu panggil dokter, aku nggak apa. Lagian udah hilang juga.”Mark terus keras kepala.
“nggak, Mark. Mau nggak mau kamu harus diperiksa dokter.”paksa Bryan pada Mark.
“jangan tarik lengan ku, Bry. Lenganku sakit.”kata Mark kesakitan.
“Bry, lepasin kasihan dia.”perintah Shane pada Bryan dan Bryan mau.
“ya sudah, kalau gitu. Kami panggil dokter ya.”kata Simon mengambil handphone nya.
“nggak perlu, Mon. Aku mohon.”pinta Mark meneteskan air mata.
“hei, kenapa kamu sedih?”tanya Nicky pada Mark.
“nggak apa, kalian mau tau aku kenapa?”tanya Mark balik.
“iya, Mark. Tolong beritahu kami, dan janganlah membuat kami menyesal nantinya.”Kian memohon pada Mark.
Mark hanya menghela nafas panjang.
“kalau kalian mau tahu, kalian bisa tanya ke Shane. Dia udah tau semuanya.”

13 komentar:

  1. Kak,Mark ngenes bangeeeeeeeet T_T

    BalasHapus
  2. Wkwk, terlalu ngenes ya dek. -_-

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Lanjutan nya mana kak???
      Ceritanya sangat seru

      Hapus
  4. Shane mau nampar Mark?? ckck kasian juga itu Mark :'( kakak, follow blog aku juga ya, *promosi :D thanks

    BalasHapus
  5. Nabila, gak ngerti caranya. *kepo

    BalasHapus
  6. komen ya dek :D
    marknya kok introvet *penyendiri* bgt sifat.a ._____. jadi out of character bgt.
    kalau bisa jangan bikin mark terlalu lemah gini sifat.a, tapi kalo emang diceritamu mark harus kaya gini sih yaa gpp itu hakmu.
    juga, kok disini mark kaya.a ada feel sama shane ya ._.v
    mark seperti punya perasaan lebih dr sekedar kk sama shane ._.v

    xixixixixixi :)

    hehehehe aq rekomendasiin author ff westlife ya :)
    me : http://ichanotherlife.blogspot.com
    kak maria : http://keavycorner.blogspot.com/
    chintya : http://mfictionstory.blogspot.com/
    malika : http://malikaaptx4869.blogspot.com/

    banyak-banyak aja baca ff dari author lain biar tau dimana kurangmu. oke :)
    semangat yaaaa :*
    terus berkarya :D #eaaaa

    BalasHapus
  7. Aku kurang nya dimana, kak. Gak apa di koment aja, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaaa, kurang.a sih karakter mark.a kamu buat terlalu jauh dr karakter asli.a
      *walaupun qt gk tau dia gmn asli.a*

      walaupun km buat ff, tp sebisa mungkin karakter yg udh ada jgn terlali berubah :)

      Hapus
  8. Jgn terlalu berubah, contoh nya kak.

    BalasHapus
  9. maksud Qorry, dirimu membuat karakter tokoh Mark tidak seperti seorang laki-laki. Bagaimana bercerita, bagaimana ia melihat sekelilingnya, percakapan yang diucapkan Mark, gesture tubuhnya, bahkan pengungkapan dan memendam perasaannya terhadap Shane, bukan seperti seorang lakki-laki yang bercerita.

    dan yang pasti, anak laki terlebih usianya sudah 17 tahun TIDAK akan mengecup kening teman lelakinya ...., kecuali mereka benar-benar saudara kandung, dan anak laki-laki mencintai teman lelaki seperti ia mencintai pacar perempuannya.

    Begitu neng....

    ini contoh cerita yang Mark mendam perasaan, mencintai Kian diam-diam ...., bagaimana ia berusaha untuk menutupunyi, bagaimana ia tidak mau orang lain tahu dia ada perasaan dengan Kian. http://www.keavycorner.blogspot.com/search/label/Unaccepted%20Love

    Mark tidak akan se-extrovet yang dirimu gambarkan, say. Kecuali, seperti yang dibilang Qorry, kamu ingin membuat tokoh Mark seperti itu.... hehehehe....

    Jangan berkecil hati ya ... :D Buat Mark lebih jantan dari ini .... :D SEMANGAD!!!!

    BalasHapus
  10. Haha, iya kak tapi udah ada yg bener belum.

    BalasHapus
  11. Labjutan ya mana kak...
    Ceritanya sngat seru

    BalasHapus