“itu karena gue,
karena gue sakit Shane.”aku sadar kalau aku keceplosan tapi biarlah Shane tahu.
“sakit? Loe sakit
apa, Mark.”tanya Shane padaku.
“gue sakit, sakit.
Ahh, gue bilang keluar loe dari sini Shane.”dorongku ke Shane keluar kamar tapi
kaki ku menatap meja cukup keras. “aw.”
“Mark, loe kenapa?”tanya
Shane seraya kembali masuk.
“gue bilang jangan
masuk, Shane. Pergi loe.”usir ku keras pada Shane dan mengunci pintu.
“ok, kalau itu mau
loe gue akan pergi. Tapi yang harus loe tau, Mark. Meski loe sudah membenci
gue, tapi gue nggak akan pernah benci sama loe, gue tetep sayang sama loe. Loe
tetep jadi adik gue, Mark.”ucap Shane dari luar kamar.
Tapi aku tidak
mendengar kata-kata Shane yang terakhir, karena aku keburu pingsan.
*
Aku keluar dari kamar
Mark dengan langkah yang berat, ini yang pertama kali Mark seperti itu padaku. Mungkinkah
ini ujian dari persahabatan kami ini. ketika aku menuruni tangga, aku mendengar
suara dari kamar Mark.
“Mark.”kudekati pintu
kamar Mark. “sial pintu dikunci, aku dobrak saja.”aku berusaha mendobrak pintu
kamar Mark.
Setelah aku buka,
alangkah terkejut nya aku melihat Mark tergeletak dilantai dengan ada lampu di
punggung nya. Pasti ini tadi setelah pertengkaran kami itu. Aku segera
mengangkat Mark, entah darimana aku punya kekuatan mengangkat tubuh Mark yang
lebih berat ini mungkin kah ini karena aku dan Mark sudah memiliki ikatan batin
yang kuat.
“Mark, bangunlah.”aku
berusaha membangunkan Mark dengan memberi kan minyak angin di hidung nya. Aku
segera mengambil kompresan hangat untuk Mark, dan aku segera mengompres kening
Mark.
Ingin rasanya, aku
ada di samping nya tapi aku takut kalau Mark akan berbuat nekat seperti tadi
itu. Maka lebih baik aku pulang saja, ketika aku berbalik.
“dimana aku?”tanya
Mark lemah.
“Mark, kamu udah
sadar?”tanyaku senang.
“Shane, aku dimana?”tanya
Mark padaku.
“kamu ada dikamar
Mark, tadi kamu pingsan Mark.”jawab ku.
“oh, seinget gue
bukannya gue tadi mengusir loe ya.”kata Mark tiba-tiba.
“ehm, Mark sorry gue
bukannya tidak mau menuruti apa mau loe tadi tapi yang jelas gue kembali karena
gue ngelihat loe pingsan di kamar. Jadi, gue nggak tega kalau gue ninggalin
loe.”aku berterus terang.
“kalau gitu sekarang
bisa tinggalin gue sendirian, gue udah nggak apa-apa.”Mark tetap mengusirku.
“Mark, ayolah untuk
kali ini aja. Gue takut kalau loe kenapa-napa, ok kalau loe nggak mau gue
disini. Gue bisa nungguin loe diluar.”akupun berjalan menuju luar kamar.
“jadi, loe mau
nemenin gue gitu.”kata Mark dari belakang.
“iya, Mark. Tapi
kalau loe nggak ijinin, gue tungguin loe diluar.”aku terus berjalan.
“tunggu, loe nggak
perlu diluar. Kalau loe mau nemenin gue, loe disini aja. Kalau loe tetep keras
kepala, gue beneran marah sama loe.”kata Mark mengizinkan dan juga mengancamku.
“hah, serius loe
Mark.”aku pun mendekati Mark dan aku rangkul dia, “makasih,Mark.”
“iya, Shane.
Sama-sama.”ucap Mark seraya melepas pelukan nya. “maafin gue, tadi gue udah
kasar banget sama loe. Gue khilaf, Shane.”kata Mark menunduk.
“iya, Mark. Nggak apa
kok, gue bisa mengerti. Udah yuk, loe tidur aja.”perintahku pada Mark.
“gak bisa tidur,
Shane.”kata Mark.
Aku pun mencari sesuatu
agar Mark bisa tertidur, tiba-tiba benak ku teringat akan kotak musik yang
pernah aku kasih ketika Mark ulang tahun.
“aku pasangin ini
ya.”kataku dan Mark setuju.
Suara kotak musik itu
mulai terdengar dengan indah, dan aku bisa melihat Mark sangat menikmati nya.
Menit demi menit, aku mulai melihat mata bening nya dia mulai mengantuk
akhirnya Mark tertidur.
“syukurlah, dia udah tidur. Ternyata ini bisa membuat dia
tidur.”ucapku dalam hati.
Aku langsung
mematikan kotak musik itu dan meletakkan di meja. Aku kembali mendekati nya dan
ku pasangkan selimut untuk Mark, barulah aku menyusul Mark tidur.
Aku mengeluskan
kening Mark dan kuucapkan “Good Night, my lovely Brother.”aku langsung
mematikan lampu tidur dan aku tertidur.
*
Aku terbangun dari
tidurku,rupanya aku ingin ke toilet namun kepalaku terasa sangat sakit sekali.
“Ya Tuhan, kepalaku.”ucapku dalam hati aku
berusaha untuk tidak membuat Shane terbangun karena aku berisik. Tapi ternyata,
suaraku tetap membuat Shane bangun.
“Mark.”sapa Shane
padaku.
“Shane, kok loe
bangun.”tanya ku pada nya.
“harusnya, gue yang
tanya ke loe. Loe kenapa bangun. Ini masih jam 1 malam, Mark.”tanya Shane
padaku.
“ehm, gue mau ke
toilet Shane.”jawabku.
“oh, gue kira loe mau
ngapain. Ya udah sana.”perintah Shane padaku.
“iya, Shane.”kataku
seraya beranjak dari tempat tidur, tapi tubuhku hampir saja ambruk.
“Ya Tuhan, Mark. Loe
kenapa?”tanya Shane panik.
“gue nggak apa kok,
Shane.”jawabku.
“nggak apa gimana,
loe mau aja pingsan Mark. Ya udah, mending gue anterin aja.”kata Shane padaku.
“nggak ah, Shane. Gue
bisa sendiri, lagian loe mesti istirahat cukup.”tolakku pelan.
“ah, biarin gue
gampang Mark. Ayo, gue temenin.”kata Shane seraya memapah tubuhku.
Aku pun tidak dapat
menolak kebaikan Shane, dia bener-bener baik banget beruntung aku mengenalnya.
“ya udah,gue tungguin
disini.”kata Shane yang berhenti di depan pintu toilet.
“makasih ya,
Shane.”ucapku seraya masuk ke dalam toilet.
Di dalam toilet, rasa
sakit semakin menusuk di kepalaku untung aku tidak pingsan di situ.
*
Diluar aku menunggu
Mark hingga selesai, meski kantuk ku masih terasa entah kenapa aku tidak ingin
beranjak dari sana. Akhirnya, orang yang aku tunggu sudah keluar.
“hei, Mark.”aku
menarik tangan Mark, tapi alangkah terkejut nya aku Mark langsung ambruk begitu
saja. Aku langsung menangkap tubuh besar nya “Ya Tuhan, Mark.”
Dengan segera, aku
bawa dia ke kamar dan aku juga memanggil dokter.
“bagaimana dok?”tanyaku
pada dokter.
“sepertinya, Mark
harus melakukan CT-Scan.”jawab dokter.
“CT-Scan, dok?
Kenapa.”tanyaku lagi.
“supaya kita bisa
tahu apa yang Mark alami sekarang.”jawab dokter.
“CT-Scan, memang Mark
sakit parah gitu.”tanyaku tak mengerti.
“iya, kita belum tahu
pasti makanya ada baiknya kalau Mark melakukan CT-scan sebelum terlambat.”kata
dokter panjang lebar.
Tak lama kemudian, dokter
pamit pulang dan saat itulah Mark tersadar.
“Mark.”sapaku.
“Shane.”sapa balik
Mark, dia berusaha bangun tapi aku cegah.
“jangan banyak gerak
dulu.”aku terus mencegah, aku bisa melihat Mark sangat lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar