Kamis, 12 Juli 2012

Novel The Westlife Story part 6


“itu karena gue, karena gue sakit Shane.”aku sadar kalau aku keceplosan tapi biarlah Shane tahu.
“sakit? Loe sakit apa, Mark.”tanya Shane padaku.
“gue sakit, sakit. Ahh, gue bilang keluar loe dari sini Shane.”dorongku ke Shane keluar kamar tapi kaki ku menatap meja cukup keras. “aw.”
“Mark, loe kenapa?”tanya Shane seraya kembali masuk.
“gue bilang jangan masuk, Shane. Pergi loe.”usir ku keras pada Shane dan mengunci pintu.
“ok, kalau itu mau loe gue akan pergi. Tapi yang harus loe tau, Mark. Meski loe sudah membenci gue, tapi gue nggak akan pernah benci sama loe, gue tetep sayang sama loe. Loe tetep jadi adik gue, Mark.”ucap Shane dari luar kamar.
Tapi aku tidak mendengar kata-kata Shane yang terakhir, karena aku keburu pingsan.
*
Aku keluar dari kamar Mark dengan langkah yang berat, ini yang pertama kali Mark seperti itu padaku. Mungkinkah ini ujian dari persahabatan kami ini. ketika aku menuruni tangga, aku mendengar suara dari kamar Mark.
“Mark.”kudekati pintu kamar Mark. “sial pintu dikunci, aku dobrak saja.”aku berusaha mendobrak pintu kamar Mark.
Setelah aku buka, alangkah terkejut nya aku melihat Mark tergeletak dilantai dengan ada lampu di punggung nya. Pasti ini tadi setelah pertengkaran kami itu. Aku segera mengangkat Mark, entah darimana aku punya kekuatan mengangkat tubuh Mark yang lebih berat ini mungkin kah ini karena aku dan Mark sudah memiliki ikatan batin yang kuat.
“Mark, bangunlah.”aku berusaha membangunkan Mark dengan memberi kan minyak angin di hidung nya. Aku segera mengambil kompresan hangat untuk Mark, dan aku segera mengompres kening Mark.
Ingin rasanya, aku ada di samping nya tapi aku takut kalau Mark akan berbuat nekat seperti tadi itu. Maka lebih baik aku pulang saja, ketika aku berbalik.
“dimana aku?”tanya Mark lemah.
“Mark, kamu udah sadar?”tanyaku senang.
“Shane, aku dimana?”tanya Mark padaku.
“kamu ada dikamar Mark, tadi kamu pingsan Mark.”jawab ku.
“oh, seinget gue bukannya gue tadi mengusir loe ya.”kata Mark tiba-tiba.
“ehm, Mark sorry gue bukannya tidak mau menuruti apa mau loe tadi tapi yang jelas gue kembali karena gue ngelihat loe pingsan di kamar. Jadi, gue nggak tega kalau gue ninggalin loe.”aku berterus terang.
“kalau gitu sekarang bisa tinggalin gue sendirian, gue udah nggak apa-apa.”Mark tetap mengusirku.
“Mark, ayolah untuk kali ini aja. Gue takut kalau loe kenapa-napa, ok kalau loe nggak mau gue disini. Gue bisa nungguin loe diluar.”akupun berjalan menuju luar kamar.
“jadi, loe mau nemenin gue gitu.”kata Mark dari belakang.
“iya, Mark. Tapi kalau loe nggak ijinin, gue tungguin loe diluar.”aku terus berjalan.
“tunggu, loe nggak perlu diluar. Kalau loe mau nemenin gue, loe disini aja. Kalau loe tetep keras kepala, gue beneran marah sama loe.”kata Mark mengizinkan dan juga mengancamku.
“hah, serius loe Mark.”aku pun mendekati Mark dan aku rangkul dia, “makasih,Mark.”
“iya, Shane. Sama-sama.”ucap Mark seraya melepas pelukan nya. “maafin gue, tadi gue udah kasar banget sama loe. Gue khilaf, Shane.”kata Mark menunduk.
“iya, Mark. Nggak apa kok, gue bisa mengerti. Udah yuk, loe tidur aja.”perintahku pada Mark.
“gak bisa tidur, Shane.”kata Mark.
Aku pun mencari sesuatu agar Mark bisa tertidur, tiba-tiba benak ku teringat akan kotak musik yang pernah aku kasih ketika Mark ulang tahun.
“aku pasangin ini ya.”kataku dan Mark setuju.
Suara kotak musik itu mulai terdengar dengan indah, dan aku bisa melihat Mark sangat menikmati nya. Menit demi menit, aku mulai melihat mata bening nya dia mulai mengantuk akhirnya Mark tertidur.
“syukurlah, dia udah tidur. Ternyata ini bisa membuat dia tidur.”ucapku dalam hati.
Aku langsung mematikan kotak musik itu dan meletakkan di meja. Aku kembali mendekati nya dan ku pasangkan selimut untuk Mark, barulah aku menyusul Mark tidur.
Aku mengeluskan kening Mark dan kuucapkan “Good Night, my lovely Brother.”aku langsung mematikan lampu tidur dan aku tertidur.
*
Aku terbangun dari tidurku,rupanya aku ingin ke toilet namun kepalaku terasa sangat sakit sekali.
“Ya Tuhan, kepalaku.”ucapku dalam hati aku berusaha untuk tidak membuat Shane terbangun karena aku berisik. Tapi ternyata, suaraku tetap membuat Shane bangun.
“Mark.”sapa Shane padaku.
“Shane, kok loe bangun.”tanya ku pada nya.
“harusnya, gue yang tanya ke loe. Loe kenapa bangun. Ini masih jam 1 malam, Mark.”tanya Shane padaku.
“ehm, gue mau ke toilet Shane.”jawabku.
“oh, gue kira loe mau ngapain. Ya udah sana.”perintah Shane padaku.
“iya, Shane.”kataku seraya beranjak dari tempat tidur, tapi tubuhku hampir saja ambruk.
“Ya Tuhan, Mark. Loe kenapa?”tanya Shane panik.
“gue nggak apa kok, Shane.”jawabku.
“nggak apa gimana, loe mau aja pingsan Mark. Ya udah, mending gue anterin aja.”kata Shane padaku.
“nggak ah, Shane. Gue bisa sendiri, lagian loe mesti istirahat cukup.”tolakku pelan.
“ah, biarin gue gampang Mark. Ayo, gue temenin.”kata Shane seraya memapah tubuhku.
Aku pun tidak dapat menolak kebaikan Shane, dia bener-bener baik banget beruntung aku mengenalnya.
“ya udah,gue tungguin disini.”kata Shane yang berhenti di depan pintu toilet.
“makasih ya, Shane.”ucapku seraya masuk ke dalam toilet.
Di dalam toilet, rasa sakit semakin menusuk di kepalaku untung aku tidak pingsan di situ.
*
Diluar aku menunggu Mark hingga selesai, meski kantuk ku masih terasa entah kenapa aku tidak ingin beranjak dari sana. Akhirnya, orang yang aku tunggu sudah keluar.
“hei, Mark.”aku menarik tangan Mark, tapi alangkah terkejut nya aku Mark langsung ambruk begitu saja. Aku langsung menangkap tubuh besar nya “Ya Tuhan, Mark.”
Dengan segera, aku bawa dia ke kamar dan aku juga memanggil dokter.
“bagaimana dok?”tanyaku pada dokter.
“sepertinya, Mark harus melakukan CT-Scan.”jawab dokter.
“CT-Scan, dok? Kenapa.”tanyaku lagi.
“supaya kita bisa tahu apa yang Mark alami sekarang.”jawab dokter.
“CT-Scan, memang Mark sakit parah gitu.”tanyaku tak mengerti.
“iya, kita belum tahu pasti makanya ada baiknya kalau Mark melakukan CT-scan sebelum terlambat.”kata dokter panjang lebar.
Tak lama kemudian, dokter pamit pulang dan saat itulah Mark tersadar.
“Mark.”sapaku.
“Shane.”sapa balik Mark, dia berusaha bangun tapi aku cegah.
“jangan banyak gerak dulu.”aku terus mencegah, aku bisa melihat Mark sangat lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar