Aku
pun tertidur saat itu juga.
*
diam-diam Aku
memasangkan selimut untuk Mark, aku jadi nggak tega kalau melihat dia sakit.
Aku juga merasa berdosa karena ini bisa saja Mark sakit karena aku.
“jangan sakit ya,
Mark adikku. Aku sayang sama kamu.”ucapku dalam hati pada Mark.
Kemudian aku kembali
gabung dengan Nicky, Kian dan Bryan. aku langsung berbagi cerita dengan mereka.
Namun, saat ini mereka belum tahu kalau aku lagi jatuh cinta pada seorang
wanita yang tak lain adalah sepupu Kian.
*
Aku terbangun dari
tidurku, ketika aku bangun aku merasa ada yang aneh pada mataku. Mataku terasa
gatal sekali.
“hei, Mark. Udah
bangun.”kata Shane yang tiba-tiba ada di sampingku.
“hei, Shane. Udah
kok.”ucapku sambil mengucek mataku.
“mata kamu kenapa,
Mark.”tanya Shane terheran melihatku terus mengucek mata.
“hah, gak apa kok
Shane. Cuma gatal aja.”jawabku.
“jangan dikucek,
Mark. Nanti tambah parah. Sini, biar gue tiup.”ucap Shane seraya mendekati
mataku dan meniupkan sesuatu.
“makasih ya, Shane.
Ehm, gimana tadi rencana kita?”tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“syukurlah berjalan
dengan lancar, dia bakalan kasih jawaban gue 2 hari lagi.”jawab Shane senang.
“baguslah, selamat ya
Shane semoga loe bahagia sama dia.”kataku memberi selamat.
“thanks ya, Mark.
Lalu kapan loe juga menyusul kita?”tanya Shane padaku.
“kalau gue mungkin
nggak akan pernah mau mencari wanita.”jawabku.
“memang kenapa?”tanya
Shane lagi.
“karena gue trauma
sama yang namanya cinta, Shane.”jawab ku sedih.
“kalau boleh tau,
kenapa loe trauma sama cinta.”tanya Shane kembali.
“ehm, jadi ketika gue
SMP kelas 1 gue sempat jatuh cinta sama temen gue tapi gue gagal mempertahankan
cinta gue ke dia. Dia udah pergi jauh karena dia kecelakaan dan gue sebagai
cowok sangat malu karena gue nggak bisa mempertahankan cinta gue itu. Jadi
itulah yang membuat gue benci sama yang namanya cinta.”jelasku.
“tapi, Mark. Loe itu
butuh pendamping hidup, kalau nggak loe nggak bisa menghasilkan keturunan.”kata
Shane.
“biarin gue nggak
bisa menghasilkan keturunan, kan bisa adopsi anak dirumah sakit.”jawabku asal.
“tapi, Mark.”aku
langsung memotong pembicaraan Shane.
“loe tenang aja,meskipun
tidak ada pendamping buat gue, tapi buat gue loe itu udah segalanya. Loe
seperti kembaran gue, dan gue sangat sayang sama loe. Jadi, gue akan tetap
bantuin loe agar loe dan Gill bersatu selamanya.”ucapku berjanji pada Shane.
“makasih ya, Mark.
Loe semakin membuat gue semakin sayang sama loe.”kata Shane tersenyum padaku.
“gue juga kok,
semakin sayang sama loe. Gue janji sayang loe ini adalah sayang seorang adik
pada kakak.”kataku.
“jadi, selama ini loe
beneran menganggap kalau gue kakak loe Mark.”tanya Shane.
“ya, Shane. You is my
brother and you is my inspiration forever.”kataku tersenyum.
“makasih ya, Mark.”ucap
Shane menyibak rambut ku.
“aw, kepalaku kenapa sakit begini?”ucapku dalam hati.
“Mark, loe kenapa?”tanya Shane khawatir.
Aku belum sempat
menjawab, tubuhku langsung ambruk.
“Ya Tuhan, Mark. Loe
kenapa? Nicky, Kian, Bryan. tolong.”teriak Shane pada mereka bertiga.
Nicky, Kian dan Bryan
langsung datang dan mendekati kami berdua.
“ada apa,
Shane?”tanya Kian pada ku.
“tolong. Mark
pingsan, guys.”jawabku semakin cemas pada Mark yang mendadak pingsan.
“APA?! MARK
PINGSAN.”Pekik mereka bertiga.
“iya, makanya tolong
bantuin gue ke rumah sakit.”kataku semakin tambah cemas.
Baru mau kami bawa
kerumah sakit, Mark udah siuman.
“gue dimana?”ucapku
terheran.
“Mark, loe udah
siuman.”tanya Shane padaku.
“gue dimana, Shane.”tanyaku
balik.
“loe di studio, kami
mau bawa loe kerumah sakit.”jawab Kian langsung.
“iya, Mark. Tadi kata
Shane, loe pingsan.”jelas Nicky padaku.
“gue udah nggak apa,
udah kalian nggak perlu bawa gue kerumah sakit.”aku menolak untuk dibawa
kerumah sakit.
“tapi, Mark.”kata
Shane dan seperti biasa aku langsung memotongnya.
“gue nggak apa,
Shane. Jangan berlebihan gitu.”kataku tersenyum.
Akhirnya Shane
mengalah padaku, dan setelah dari studio aku diam-diam menuju rumah sakit.
“bisa kita lakukan
test?”tanya dokter padaku.
“bisa, dok.”jawabku.
Aku pun melakukan
test yang disuruh oleh dokter dan 2 jam kemudian hasil test aku sudah keluar
dan hasilnya menyedihkan sekali karena...
“Maaf, Mark. Test
kamu menyatakan kalau kamu mengidap kanker darah.”kata dokter seraya
menyerahkan hasil test itu padaku.
“apa, dok? Kanker
darah.”aku menerima hasil test itu dengan tidak percaya.
“kanker darah itu
seperti leukimia, yang dapat menyembuhkan adalah kemoterapi dan operasi tulang
sumsum belakang.”dokter menjelaskan tentang penyakitku.
“operasi tulang
sumsum belakang, dok.”tanya ku balik.
“iya, biasanya
operasi ini dilakukan setelah ada nya pendonor tulang sumsum yang cocok.
Biasanya dari keluarga, atau oranglain.”jawab dokter itu.
“Ya Tuhan, kenapa
jadi seperti ini.”aku pun sedih langsung.
Aku pulang dengan
hati yang sangat sedih dan terluka, setiba dirumah aku langsung mengurung diri.
Aku langsung membuang hasil test itu, aku lakukan itu agar semua orang tidak
pernah akan sakit ku ini. keesokan harinya, aku kembali mengikuti latihan.
“hei, Mark. Kenapa
kamu latihan tidak benar, kalau kamu memang tidak niat. Kamu bisa keluar dari
sini.”ucap Simon keras padaku.
“maaf,Simon. Aku
sedang tidak bersemangat hari ini.”jawabku bohong, aku berusaha tidak sedih
dihadapan mereka.
“kalau gitu, kamu
tidak usah ikut tour saja biar tidak mempermalukan kami semua.”kata Simon
terlihat mengusir ku.
“maafkan aku, Simon.
Bisa kita mengulangi lagi.”kataku pada Simon.
“baiklah, kalau
sekali lagi kamu masih tidak niat. Aku nggak segan akan mengusir kamu dari
sini, ngerti kamu.”ucap Simon tegas.
Namun, aku berusaha
untuk bisa maksimal tapi ternyata tetap membuat Simon marah padaku akhirnya aku
diusir olehnya bahkan aku dipecat saat itu juga hatiku semakin terluka. Shane
dari tadi memperhatikan ku dan tidak berani mendekatiku.
“pergi kamu dari
sini, Mark. Detik ini juga kamu bukan Westlife lagi, ngerti kamu.”usir Simon
padaku.
“kamu jahat, Simon.
Kamu tidak pernah mengerti aku, kamu adalah manajer yang pilih kasih. Aku
menyesal sudah gabung denganmu.”kataku seraya meninggalkan studio dan kubanting
pintu studio sekeras mungkin.
BRAAAKKK..
barang-barang pun ada yang jatuh.
Aku terus
meninggalkan mereka semua, ku pilih berdiam diri dirumah. Sementara itu, tampak
Shane menjadi agak kacau begitu juga dengan Nicky, Kian, dan Bryan.
“aku berhenti, aku
nggak bisa latihan kalau tidak ada Mark disini.”ucap Nicky yang berhenti
berlatih.
“gue juga berhenti,
gue nggak mau kalau Mark tidak ikut.”kian pun ikut berhenti begitu juga dengan
Bryan juga Shane.
“kalian semua mau nya
apa.”kata Simon kesal pada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar