Kamis, 12 Juli 2012

Novel The Westlife Story part 4


Aku pun tertidur saat itu juga.    
*
diam-diam Aku memasangkan selimut untuk Mark, aku jadi nggak tega kalau melihat dia sakit. Aku juga merasa berdosa karena ini bisa saja Mark sakit karena aku.
“jangan sakit ya, Mark adikku. Aku sayang sama kamu.”ucapku dalam hati pada Mark.
Kemudian aku kembali gabung dengan Nicky, Kian dan Bryan. aku langsung berbagi cerita dengan mereka. Namun, saat ini mereka belum tahu kalau aku lagi jatuh cinta pada seorang wanita yang tak lain adalah sepupu Kian.
*
Aku terbangun dari tidurku, ketika aku bangun aku merasa ada yang aneh pada mataku. Mataku terasa gatal sekali.
“hei, Mark. Udah bangun.”kata Shane yang tiba-tiba ada di sampingku.
“hei, Shane. Udah kok.”ucapku sambil mengucek mataku.
“mata kamu kenapa, Mark.”tanya Shane terheran melihatku terus mengucek mata.
“hah, gak apa kok Shane. Cuma gatal aja.”jawabku.
“jangan dikucek, Mark. Nanti tambah parah. Sini, biar gue tiup.”ucap Shane seraya mendekati mataku dan meniupkan sesuatu.
“makasih ya, Shane. Ehm, gimana tadi rencana kita?”tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“syukurlah berjalan dengan lancar, dia bakalan kasih jawaban gue 2 hari lagi.”jawab Shane senang.
“baguslah, selamat ya Shane semoga loe bahagia sama dia.”kataku memberi selamat.
“thanks ya, Mark. Lalu kapan loe juga menyusul kita?”tanya Shane padaku.
“kalau gue mungkin nggak akan pernah mau mencari wanita.”jawabku.
“memang kenapa?”tanya Shane lagi.
“karena gue trauma sama yang namanya cinta, Shane.”jawab ku sedih.
“kalau boleh tau, kenapa loe trauma sama cinta.”tanya Shane kembali.
“ehm, jadi ketika gue SMP kelas 1 gue sempat jatuh cinta sama temen gue tapi gue gagal mempertahankan cinta gue ke dia. Dia udah pergi jauh karena dia kecelakaan dan gue sebagai cowok sangat malu karena gue nggak bisa mempertahankan cinta gue itu. Jadi itulah yang membuat gue benci sama yang namanya cinta.”jelasku.
“tapi, Mark. Loe itu butuh pendamping hidup, kalau nggak loe nggak bisa menghasilkan keturunan.”kata Shane.
“biarin gue nggak bisa menghasilkan keturunan, kan bisa adopsi anak dirumah sakit.”jawabku asal.
“tapi, Mark.”aku langsung memotong pembicaraan Shane.
“loe tenang aja,meskipun tidak ada pendamping buat gue, tapi buat gue loe itu udah segalanya. Loe seperti kembaran gue, dan gue sangat sayang sama loe. Jadi, gue akan tetap bantuin loe agar loe dan Gill bersatu selamanya.”ucapku berjanji pada Shane.
“makasih ya, Mark. Loe semakin membuat gue semakin sayang sama loe.”kata Shane tersenyum padaku.
“gue juga kok, semakin sayang sama loe. Gue janji sayang loe ini adalah sayang seorang adik pada kakak.”kataku.
“jadi, selama ini loe beneran menganggap kalau gue kakak loe Mark.”tanya Shane.
“ya, Shane. You is my brother and you is my inspiration forever.”kataku tersenyum.
“makasih ya, Mark.”ucap Shane menyibak rambut ku.
aw, kepalaku kenapa sakit begini?”ucapku dalam hati.
“Mark, loe kenapa?”tanya Shane khawatir.
Aku belum sempat menjawab, tubuhku langsung ambruk.
“Ya Tuhan, Mark. Loe kenapa? Nicky, Kian, Bryan. tolong.”teriak Shane pada mereka bertiga.
Nicky, Kian dan Bryan langsung datang dan mendekati kami berdua.
“ada apa, Shane?”tanya Kian pada ku.
“tolong. Mark pingsan, guys.”jawabku semakin cemas pada Mark yang mendadak pingsan.
“APA?! MARK PINGSAN.”Pekik mereka bertiga.
“iya, makanya tolong bantuin gue ke rumah sakit.”kataku semakin tambah cemas.
Baru mau kami bawa kerumah sakit, Mark udah siuman.
“gue dimana?”ucapku terheran.
“Mark, loe udah siuman.”tanya Shane padaku.
“gue dimana, Shane.”tanyaku balik.
“loe di studio, kami mau bawa loe kerumah sakit.”jawab Kian langsung.
“iya, Mark. Tadi kata Shane, loe pingsan.”jelas Nicky padaku.
“gue udah nggak apa, udah kalian nggak perlu bawa gue kerumah sakit.”aku menolak untuk dibawa kerumah sakit.
“tapi, Mark.”kata Shane dan seperti biasa aku langsung memotongnya.
“gue nggak apa, Shane. Jangan berlebihan gitu.”kataku tersenyum.
Akhirnya Shane mengalah padaku, dan setelah dari studio aku diam-diam menuju rumah sakit.
“bisa kita lakukan test?”tanya dokter padaku.
“bisa, dok.”jawabku.
Aku pun melakukan test yang disuruh oleh dokter dan 2 jam kemudian hasil test aku sudah keluar dan hasilnya menyedihkan sekali karena...
“Maaf, Mark. Test kamu menyatakan kalau kamu mengidap kanker darah.”kata dokter seraya menyerahkan hasil test itu padaku.
“apa, dok? Kanker darah.”aku menerima hasil test itu dengan tidak percaya.
“kanker darah itu seperti leukimia, yang dapat menyembuhkan adalah kemoterapi dan operasi tulang sumsum belakang.”dokter menjelaskan tentang penyakitku.
“operasi tulang sumsum belakang, dok.”tanya ku balik.
“iya, biasanya operasi ini dilakukan setelah ada nya pendonor tulang sumsum yang cocok. Biasanya dari keluarga, atau oranglain.”jawab dokter itu.
“Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini.”aku pun sedih langsung.
Aku pulang dengan hati yang sangat sedih dan terluka, setiba dirumah aku langsung mengurung diri. Aku langsung membuang hasil test itu, aku lakukan itu agar semua orang tidak pernah akan sakit ku ini. keesokan harinya, aku kembali mengikuti latihan.
“hei, Mark. Kenapa kamu latihan tidak benar, kalau kamu memang tidak niat. Kamu bisa keluar dari sini.”ucap Simon keras padaku.
“maaf,Simon. Aku sedang tidak bersemangat hari ini.”jawabku bohong, aku berusaha tidak sedih dihadapan mereka.
“kalau gitu, kamu tidak usah ikut tour saja biar tidak mempermalukan kami semua.”kata Simon terlihat mengusir ku.
“maafkan aku, Simon. Bisa kita mengulangi lagi.”kataku pada Simon.
“baiklah, kalau sekali lagi kamu masih tidak niat. Aku nggak segan akan mengusir kamu dari sini, ngerti kamu.”ucap Simon tegas.
Namun, aku berusaha untuk bisa maksimal tapi ternyata tetap membuat Simon marah padaku akhirnya aku diusir olehnya bahkan aku dipecat saat itu juga hatiku semakin terluka. Shane dari tadi memperhatikan ku dan tidak berani mendekatiku.
“pergi kamu dari sini, Mark. Detik ini juga kamu bukan Westlife lagi, ngerti kamu.”usir Simon padaku.
“kamu jahat, Simon. Kamu tidak pernah mengerti aku, kamu adalah manajer yang pilih kasih. Aku menyesal sudah gabung denganmu.”kataku seraya meninggalkan studio dan kubanting pintu studio sekeras mungkin.
BRAAAKKK.. barang-barang pun ada yang jatuh.
Aku terus meninggalkan mereka semua, ku pilih berdiam diri dirumah. Sementara itu, tampak Shane menjadi agak kacau begitu juga dengan Nicky, Kian, dan Bryan.
“aku berhenti, aku nggak bisa latihan kalau tidak ada Mark disini.”ucap Nicky yang berhenti berlatih.
“gue juga berhenti, gue nggak mau kalau Mark tidak ikut.”kian pun ikut berhenti begitu juga dengan Bryan juga Shane.
“kalian semua mau nya apa.”kata Simon kesal pada kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar